test

Pertemuan 14

Wireless LAN


Jaringan komputer yang terhubung melalui tanpa kabel. Local Area Network dari komputer dan peralatan lainnya yang berkomunikasi lewat sinyal radio atau gelombang cahaya. Sistem ini berguna apabila penyambungan lewat koneksi kabel atau serat optik cukup mahal atau untuk aplikasi koneksi bergerak.

Teknologi komunikasi data dengan tidak menggunakan kabel untuk menghubungkan antara klien dan server. Secara umum teknologi Wireless LAN hampir sama dengan teknologi jaringan komputer yang menggunakan kabel (Wire LAN atau Local Area Network). Teknologi Wireless LAN ada yang menggunakan frekuensi radio untuk mengirim dan menerima data yang tentunya mengurangi kebutuhan atau ketergantungan hubungan melalui kabel. Akibatnya pengguna mempunyai mobilitas atau fleksibilitas yang tinggi dan tidak tergantung pada suatu tempat atau lokasi. Teknologi Wireless LAN juga memungkinkan untuk membentuk jaringan komputer yang mungkin tidak dapat dijangkau oleh jaringan komputer yang menggunakan kabel.

Komponen Wireless LAN

1. Access Point (AP)

Pada WLAN, alat untuk mentransmisikan data disebut dengan Access Point dan terhubung dengan jaringan LAN melalui kabel. Fungsi dari AP adalah mengirim dan menerima data, sebagai buffer data antara WLAN dengan Wired LAN, mengkonversi sinyal frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalukan melalui kabel atau disalurkan keperangkat WLAN yang lain dengan dikonversi ulang menjadi sinyal frekuensi radio.
Satu AP dapat melayani sejumlah user sampai 30 user. Karena dengan semakin banyaknya user yang terhubung ke AP maka kecepatan yang diperoleh tiap user juga akan semakin berkurang. Ini beberapa contoh produk AP dari beberapa vendor.

2 Extension Point
Untuk mengatasi berbagai problem khusus dalam topologi jaringan, designer dapat menambahkan extension point untuk memperluas cakupan jaringan. Extension point hanya berfungsi layaknya repeater untuk client di tempat yang lebih jauh. Syarat agar antara akses point bisa berkomunikasi satu dengan yang lain, yaitu setting channel di masing-masing AP harus sama. Selain itu SSID (Service Set Identifier) yang digunakan juga harus sama. Dalam praktek dilapangan biasanya untuk aplikasi extension point hendaknya dilakukan dengan menggunakan merk AP yang sama.

3 Antena
Antena merupakan alat untuk mentransformasikan sinyal radio yang merambat pada sebuah konduktor menjadi gelombang elektromagnetik yang merambat diudara. Antena memiliki sifat resonansi, sehingga antena akan beroperasi pada daerah tertentu. Ada beberapa tipe antena yang dapat mendukung implementasi WLAN, yaitu :
a.Antena omnidirectional
Yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal kesegala arah dengan daya yang sama. Untuk menghasilkan cakupan area yang luas, gain dari antena omni directional harus memfokuskan dayanya secara horizontal (mendatar), dengan mengabaikan pola pemancaran ke atas dan kebawah, sehingga antena dapat diletakkan ditengah-tengah base station. Dengan demikian keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat melayani jumlah pengguna yang lebih banyak. Namun, kesulitannya adalah pada pengalokasian frekuensi untuk setiap sel agar tidak terjadi interferensi
b.Antena directional
Yaitu antena yang mempunyai pola pemancaran sinyal dengan satu arah tertentu. Antena ini idealnya digunakan sebagai penghubung antar gedung atau untuk daerah yang mempunyai konfigurasi cakupan area yang kecil seperti pada lorong-lorong yang panjang.

4 Wireless LAN Card
WLAN Card dapat berupa PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association), ISA Card, USB Card atau Ethernet Card. PCMCIA digunakan untuk notebook, sedangkan yang lainnya digunakan pada komputer desktop. WLAN Card ini berfungsi sebagai interface antara sistem operasi jaringan client dengan format interface udara ke AP. Khusus notebook yang keluaran terbaru maka WLAN Cardnya sudah menyatu didalamnya. Sehingga tidak keliatan dari luar.

WPA (WI-FI Protected Access)
WPA (bahasa Inggris: Wi-Fi Protected Access) adalah suatu sistem yang juga dapat diterapkan untuk mengamankan jaringan nirkabel. Metoda pengamanan dengan WPA ini diciptakan untuk melengkapi dari sistem yamg sebelumnya,
yaitu WEP. Para peneliti menemukan banyak celah dan kelemahan pada infrastruktur nirkabel yang menggunakan metoda pengamanan WEP. Sebagai pengganti dari sistem WEP, WPA mengimplementasikan layer dari IEEE, yaitu
layer 802.11i. Nantinya WPA akan lebih banyak digunakan pada implementasi keamanan jaringan nirkabel.
WPA didesain dan digunakan dengan alat tambahan lainnya, yaitu sebuah komputer pribadi (PC).
Fungsi dari komputer pribadi ini kemudian dikenal dengan istilah authentication server, yang memberikan key yang berbeda kepada masing–masing pengguna/client dari suatu jaringan nirkabel yang menggunakan akses point
sebagai media sentral komunikasi. Seperti dengan jaringan WEP, metoda enkripsi dari WPA ini juga menggunakan algoritma RC4.
Pengamanan jaringan nirkabel dengan metoda WPA ini, dapat ditandai dengan minimal ada tiga pilihan yang harus diisi administrator jaringan agar jaringan dapat beroperasi pada mode WPA ini. Ketiga menu yang harus diisi tersebut adalah:

- Server
Komputer server yang dituju oleh akses point yang akan memberi otontikasi kepada client. beberapa perangkat lunak
yang biasa digunakan antara lain freeRADIUS, openRADIUS dan lain-lain.
- Port
Nomor port yang digunakan adalah 1812.
- Shared Secret
Shared Secret adalah kunci yang akan dibagikan ke komputer dan juga kepada client secara transparant

TKIP Attack
WPA menerapkan dua modus yang dapat digunakan untuk memastikan keamanan data yang dikirimkannya selama transmisi data, TKIP dan (AES)-CCMP. TKIP merupakan sebuah protokol yang mengimplementasian fungsi penggabunga kunci dengan vektor inisialisasi di setiap paketnya. Selain itu, TKIP dilengkapi dengan pengecekan integritas pesan yang dikenal dengan MIC atau MICHAEL.
Sebuah kemampuan untuk mencegah serangan-serangan sederhana juga ditambahkan dengan sebuah pencacah yang mendeteksi serangan-serangan tersebut. Pencacah ini akan memastikan setiap data yang dikirim dapat diterima sesuai dengan urutan data sehingga tidak dimungkinkan terjadinya serangan.
Namun, serangan terhadap TKIP dapat dilakukan dengan mengambil potongan-potongan data yang dikirimkan. Serangan dilancarkan dengan mengambil paket-paket data kecil yang ditransmisikan oleh access point. Paket-paket ini biasanya merupakan paket yang sangat mudah dikenali berdasarkan ukurannya yang kecil dan sangat mencolok perbedaannya dibandingkan dengan paket-paket data lain, seperti paket-paket data permintaan dan respon ARP.
Paket-paket tersebut dikirimkan secara broadcast dalam satu jaringan sehingga memungkinkan untuk mengambil paket data tersebut. Dalam paket-paket tersebut, terdapat alamat perangkat pengirim dan penerima paket data yang tidak dilindungi oleh WEP maupun TKIP.
Dengan menggunakan serangan ini, data-data yang ada dapat didekripsi dengan kecepatan hingga satu byte dalam waktu satu menit. Selain itu, jika fungsi QoS diaktifkan, maka setiap serangan terhadap 1 paket akan menyebabkan terinjeksinya 15 paket yang terenkripsi lain.

AES (Advanced Encryption Standard)
memiliki masukan dan keluaran 128 bit serta kunci 128,192 dan 256 bit. AES didesain dengan perbaikan yang jauh lebih baik dalam menghadapi analisis sandi dibanding DES. Sebagai contoh, DES dapat dipecahkan dengan analisis sandi linear dan diferensial dengan mengggunakan 243 pasangan plaintext/ciphertext yang diketahui atau menggunakan 247 pasang plaintext yang dipilih. Sedangkan AES yang terdiri dari 10 ronde terbukti mampu menghadapi analisis sandi tersebut cukup dengan 4 ronde saja. Tulisan ini akan menjelaskan bagaimana AES-128 didesain sehingga dapat dibuktikan bahwa algoritma ini tahan menghadapi analisis sandi tersebut.

WPA-PSK (Wi-Fi Protected Access – Pre Shared Key)

adalah pengamanan jaringan nirkabel dengan
menggunakan metoda WPA-PSK jika tidak ada authentikasi server yang digunakan. Dengan demikian access point dapat dijalankan dengan mode WPA tanpa menggunakan bantuan komputer lain sebagai server.
Cara mengkonfigurasikannya juga cukup sederhana. Perlu diketahui bahwa tidak semua access point akan mempunyai fasilitas yang sama dan tidak semua access point menggunakan cara yang sama dalam mendapatkan Shared-Key yang
akan dibagikan ke client. Pada access point Dlink DWL-2000AP, pemberian Shared-Key dilakukan secara manual tanpa mengetahui algoritma apa yang digunakan. Keadaan ini berbanding terbalik dengan akses point Linksys WRT54G,
dimana administrator dapat memilih dari dua algoritma WPA yang disediakan, yang terdiri dari algoritma TKIP atau algoritma AES.
Setelah Shared-Key didapat, maka client yang akan bergabung dengan access point cukup memasukkan angka/kode yang diijinkan dan dikenal oleh access point. Prinsip kerja yang digunakan WPA-PSK sangat mirip dengan pengamanan
jaringan nirkabel dengan menggunakan metoda Shared-Key.

WPA dan WEP
Menerobos akses Wi-fi ini bisa dilakukan dengan memecahkan kode enkripsi. Teknik ini disebut dengan WEP Cracking. WEP kepanjangan Wired Equivalent Privacy atau juga sering disebut dengan Wireless Encryption Protocol. Menurut Sallahudin yang popular dengan nama Pataka di dunia maya, WEP merupakan protokol keamanan untuk jaringan wireless 802.11x. Desain WEP dimaksudkan untuk memberikan tingkat keamanan sebagaimana pada jaringan dengan kabel. Demi membobol protokol keamanan ini, seorang cracker bisa dengan simpel mempelajari tekniknya melalui internet. Cukup men-download programnya di internet, sedikit pengetahuan mengenai enkripsi, dan cracking itu bisa terjadi. Karena mudahnya, banyak tawaran metode di belantara jagat maya. Bahkan ada yang menawarkan kesuksesan menerobos WEP dalam 10 menit saja. Ada lagi metode menerobos dengan teknik WPA Cracking. WPA adalah Wi-Fi Protected Access, standar Wi-Fi untuk meningkatkan fitur keamanan pada WEP. Teknologi ini di desain untuk bekerja pada produk Wi-Fi eksisting yang telah memiliki WEP (semacam software upgrade). Kelebihan WPA adalah meningkatkan enkripsi data dengan teknik Temporal Key Integrity Protocol (TKIP). TKIP mengacak kata kunci menggunakan hashing algorithm dan menambah Integrity Checking Feature, untuk memastikan kunci belum pernah digunakan secara tidak sah. Pada WPA ini juga ada langkah otentifikasi user yang tidak tersedia di WEP. Melalui Extensible Authentication Protocol (EAP) maka wireless client harus melakukan otentikasi terlebih dahulu sebelum memasuki jaringan. WEP dapat membatasi akses ke jaringan berdasarkan MAC address yang spesifik untuk setiap perangkat. Tapi MAC address adalah sebuah kode yang mudah dideteksi melalui akses tidak sah dan dapat dengan mudah dipalsukan atau digandakan (spoofing MAC address). EAP memberikan solusi yang lebih aman dengan menerapkan Public Key Encryption System untuk memastikan hanya pengguna sah dapat memasuki jaringan.


 

posted by dHozOu on 00.08 under

0 komentar:

Posting Komentar

blog gw neh...

About Me

Foto Saya
dHozOu
Apa Adanya...
Lihat profil lengkapku

dHozOu

Link